Kembali ke Rumah



                                  Seperti inikah rumah impianku? 

Bismillah….


Kembali ke rumah. Ya. Seperti itulah adanya ketika tulisan ini tercipta. Mungkin saja engkau mengira, bahwa ketika menulis ini, yang menulis adalah  seorang anak yang sedang merindukan rumah. Ataukah (jika engkau mengenalku) seorang mahasiswi perantauan yang sangat merindukan suasana rumah di kampung halaman. Yang merindukan pelukan hangat kedua orang tuanya. Yang merindukan tawa-tawa dan sapa ramah tetangganya. Dan yang merindukan suasana sepi, saat berada di rumah sendiri, ketika penghuni lain berangkat kerja dan bersekolah.

Tidak. Itu mungkin cukup meleset. Yang ada adalah rindu yang terbalaskan dengan posisi kenyamanannya saat ini (menikmati sore di teras depan rumah sehabis hujan, mendengar tetes-tetes sisa hujan, menantang dingin dengan switer, baju hangat, minyak telon, dan kaos kaki tidurnya, dan mencipta tulisan ini, tepat dengan posisi yang dirindukannya, di rumah, di kampung halamannya tercinta).

Rumah? Kenapa tentang rumah? Apa arti rumah?

Tak usah heran jika rumah menjadi objek saya saat menulis ini.

Karena saya tidak pernah menampik sebuah kata bijak yang mengatakan, bahwa sejauh mana pun seorang melangkah, pasti ia akan tetap kembali ke rumah.
Namun, apakah perspektif saya (mu) tentang rumah hanya sebatas pada umumnya? Tempat tinggal, berteduh, dan melakukan aktifitas manusiawi lainnya. Ataukah sebagai penunjuk dan bukti dari strata sosial atau status sosial? Seperti itu kah? Saya rasa juga tidak (sepertinya pembahasan ini kemana-mana) :D

Baiklah. Tepat sekitar lima bulan (lebih kurang sepertinya). Jika engkau (kawan), sebelumnya pernah menyambangi blog ini (punya saya), tulisan terakhir yang terposting di blog ini, tertanggal pada bulan Februari. Sebuah puisi: Remuk Rengsa (terkadang saya heran, kenapa puisi ini bisa tercipta dan telah memberikan saya sebuah award yang tidak pernah saya kira, meskipun hanya tingkat sefakultas di kampus saja)

Menyesal (tetapi tak sangat menyesali). Itu yang saya rasakan saat ini, ketika telah melihat blog ini ( yang notabenenya adalah, rumah pertama saya di dunia maya) terlihat lugu, hambar, datar, tak berwarna, dan tak ada rasa pada tulisan-tulisannya. Mengapa?

Mungkin saya telah meng-anak tiri-kannya!

Sedangkan Facebook, Yahoo, Netlog, Google, dll (tanpa Twitter), masih tetap saya sambangi di hampir setiap perburuan (info) saya di dunia maya ini!

Padahal, sesungguhnya blog ini telah berusia sekitar empat tahun. Empat tahun!

Sampai tak terbayang, saya (cukup sadis) membuat rumah pertama saya di dunia maya ini, jadi terbengkalai. Hm, jika digambarkan seperti wujud rumah yang asli (dunia nyata), mungkin blog ini tak ubahnya bagai rumah yang sangat kotor, berdebu, dan tentunya banyak sarang laba-laba yang terhias disana-sini. Ataupun telah berpenghuni makhluk-makhluk aneh, bahkan menjijikkan. Heuhh….

Hm, mungkinkah saya sedang mandek dan kehabisan kata-kata ketika menulis? Sepertinya tidak hanya itu. Hanya tak ada waktu. Ya, hanya itu alasan utama saya yang membuat saya jarang memposting tulisan-tulisan saya di blog ini, di lima bulan terakhir ini.

Tentunya sibuk dengan segala hal-hal yang berbau akademik dan tetek bengeknya!

Bukan apa-apa juga. Tetapi juga karena kendala (ke-gaptek-an) saya di dunia per-blogger-an. Hahahh..

Lalu, kenapa pula saya membuat tulisan ini?

Hanya karena rasa iri.

Iri?

Ya. Iri dengan isi blog teman-teman sesama blogger (yang mungkin sudah menganggap dirinya sebagai penulis!) yang selalu hidup, berbobot, dan sarat makna.

Kalau saya? (…)

Haahh..

Iri sekaligus kagum dengan teman-teman blogger, yang punya banyak karya dan ternyata bisa mengumpulkannya satu-persatu di blognya!

Sedangkan saya?

Berserakan dimana-mana….

Di laptop, di binder, di buku catatan kecil, bahkan seingatku masih ada tulisan-tulisan  yang hanya tertulis di carik-carik kertas. Tetapi entah dimana keberadaannya.

Namun, engkau tahu kan kenapa setiap orang menulis, mesti menulis, dan harus menulis?

Ya, karena menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang harus dimiliki setiap orang yang memunyai kemampuan bahasa yang baik. seperti pula pada kemampuan berbahasa lainnya (membaca, berbicara, dan menyimak).

Tapi, ternyata menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang cukup sulit untuk dilakukan bagi sebagian besar orang (termasuk saya sendiri). 

Ya. Saya paham betul, bahwa seorang Pramoedya Ananta Toer juga mengatakan bahwa setinggi apa pun tingkat pendidikan kita, tetapi kita tak menulis, maka akan terlupakanlah kita oleh sejarah dan masyarakat.

Tentu juga sejalan dengan pesan Ali bin Abi Thalib yaitu, ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Hm, dan tempat saya satu-satunya (setelah punya diari beberapa tahun lalu) untuk menulis apa saja (tentunya isi otak saya!), ya hanya di blog ini.

Jadi, kenapa pula saya mem-posting tulisan ini, kawan-kawan?

Tak lain dan tak bukan, hanya sekedar mendorong kalian untuk tetap menulis dan memperkenalkan blog saya ini!
:D


Selamat Datang kembali di Rumah Saya! (sekian curhatan saya dan woro-woro-nya).





Tulisan ini juga untuk (mu):
-          Reski Puspitasari Sululing (reskisululing.blogspot.com) , adik kelas yang super-duper banyak berkicau. Wah, ternyata kamu tak bosan ya, bercerita apa saja denganku (seorang yang agak introvert).
Menulis dengan Cinta. Romantis. Ah, itu yang terkadang membuat saya terheran-heran dengan tulisan-tulisanmu, dek! Tulisanmu sangat ngeh, bagaikan dirimu yang bercerita dihadapan wajahku. Sepertinya saya juga harus belajar sama kamu, dalam rangka me-make over blog saya ini. Oh iya, terima kasih ya, untuk jalan-jalannya. Kapan lagi kita bisa jalan bareng, menikmati kuasa-Nya dari sunset dan membicarakan proyek besar kita, di Losari waktu itu? :’)

-          Sabrianti (senandung senja.blogspot.com) , cukup merinding membaca tulisan-tulisanmu. Estetika. Sangat tergambar jelas di tulisan-tulisanmu. Bahkan diriku pun terperangah dengan tulisanmu yang kebanyakan menggunakan kata yang sama sekali belum terjamah olehku sekalipun. Nyastra banget! Waw! :D


-       Ayu Pratiwi Ahmad (ayuwiwi.blogspot.com) , wew! kata-katamu begitu menghujam! Cukup menusuk-nusuk otakku! :)

-        Kak Aisyah Istiqomah (aisyahistiqamah.blogspot.com), simple, sederhana, tak muluk, tapi sangat santun. Seperti itu pula saya menilai tulisan-tulisanmu di blog, kanda. Kagum. Jujur! :)

-          Muhammad Ridha Darmuh (lingkarandoa.blogspot.com). Wah, cukup terkesiap saya membaca tulisan-tulisanmu, kawan. Cukup menggambarkan proses kontemplasimu yang sakral. Saya suka dengan salah satu tulisanmu yang berjudul: Guruku. :)

-          Murdani Tulqadri (pojokpakdani.blogspot.com), kawan sekelas (satu-satunya ikhwa) yang selalu saja tulisannya membuat saya tersentuh, mendapat hikmah, dan pencerahan. Barakallah untuk jalan dakwah, yang telah kamu pilih saat ini. :)

-          Saparuddin Sanusi. Hei, bagaimana kabar tulisanmu, saudara seikatan? Saya sangat salut dengan niatmu yang ingin mengasah kemampuan menulismu itu. Tapi, kenapa tulisanmu sudah jarang muncul di jejaring sosial FB, ya? Sibukkah dirimu dengan kegiatan organisasi yang menggunung itu? Ah, saya tiba-tiba teringat dengan janji saya dulu, berdiskusi masalah bahasa sastra, sastra, dan bahasa ilmiah (mungkinkah itu yang ingin kamu diskusikan? Saya juga sudah agak lupa. Hhe..) :D

-          Tri Ratih Ayu Permatasari. Ini untukmu, Dinda. Agar engkau tak selalu mengeluh, berniat sangat ingin pulang kampung. Tapi, tuliskanlah apa saja yang telah engkau dapatkan dari setiap kisah yang telah engkau jalani di tanah Jawa sana. Agar, ada catatan-catatan kenangan yang dapat aku lihat dan engkau perhatikan saat tubuhmu telah menua karena perburuan ilmumu. Spesial untukmu, menulislah (berdayakan juga nama penamu). Karena engkau akan tetap hidup dengan tulisan-tulisanmu (mengutip tulisan ini, tanpa penulisnya).
Tapi, jangan hanya kebanyakan menulis karya ilmiah. Cobalah sedikit menoleh pada sastra, untuk menyeimbangkan kemampuan otak kananmu, Dek!
:’)  


Dan untukmu yang mungkin hanya numpang lewat dan nyasar di blog ini, karena sedang mencari atau berburu sesuatu,



TERIMA KASIH TELAH MEMBACA!

:)

Wassalam....





Dewitiani AR (Ismi Kurnia Dewi Istiani) 

Pinrang, 18-19 Juli 2012

2 komentar:

  1. Assalamualaikum Wr Wb.
    Senang dapat membaca blogger yang Ismi paparkan diatas...
    entahlah,
    hari ini,
    baru aku sadar,
    menulis itu tidak mudah,
    jika tidak dimulai dari sekarang,
    kapan lagi,

    saya minta bimbingan dari Ismi,
    ada opini yang saya mau muat..
    mohon dikomentari ya..

    BalasHapus
  2. bismillah,
    untuk semuanya, saya berterima kasih dan memohon maaf. semoga cita2 baikmu dimudahkan.

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan jejak ^_^