(Untuk
dua perempuan: Dikpa Sativa dan Srie Sagimoon)
Kita tak pernah bisa membantah. Bahwa hidup selalu
seperti lapisan-lapisan tajam atas nyawa masing-masing kita. Bahwa hidup serupa
warna-warna lugu yang sewaktu patuh menyelimuti tubuh-tubuh kita.
Kepada malam kemarin, yang membiarkan uapan-uapan kisah
saling berebut didekap hujan. Kutahu, ketika waktuku selalu saja menunjukkan
benci pada gigil.
Ada yang menarik.
Baberapa hal yang mesti selalu kita perbincangkan. Pada malam yang ikut
menyimak kehangatan. Iya. Bahwa kita tahu, harapan-harapan itu tak boleh
hilang. Tapi harus tetap menumbuh. Sebab, jejak-jejak kita belum jauh memijak.
Pada siang menuju senja
ini. Apa yang selalu tertinggal pada pertemuan-pertemuan jengkal di istana-Nya?
Mendewasa adalah sebuah
niscaya.
Hidup adalah
kekuatan-kekuatan.
Benar, bahwa hidup
adalah banyak-banyak belajar dan memaknai.
Terima kasih kepada dua perempuan. Mengingat kalian
pada sepotong perjalanan hidup adalah sebuah tumpukan kekuatan yang lembut.
Dan mencintai kalian
adalah sebuah pilihan yang menenangkan.
Terima
kasih.
Uhibbukumfillaah.