Assalamu 'alaikum, wr. wb.
Bagaimana kabarmu hari
ini, ananda?
Semoga
senyum lugumu masih tetap bersinar, semangatmu tetap membara, keceriaanmu tetap
hadir, dan dirimu tetap dalam lindungan-Nya. Selamat Hari Anak Nasional
untukmu, Nak. Nikmati hari ini, rayakan, dan bergembiralah, karena ibu guru
sangat yakin kalian berbahagia menyambut hari istimewamu ini, hari istimewa kalian, anak-anak Indonesia
yang sangat ibu kasihi dan cintai.
Sumber: mutiarabirusamudra.blogdetik.com
Anak-anak
Indonesiaku..
Mungkin
kalian pernah bertanya-tanya, mengapa ada Hari Anak Nasional di negara kita
tercinta ini? Ya, itu karena para orang tua sangat mengharapkan kalian sebagai
tunas-tunas bangsa dan permata-permata
hati, kelak akan menggantikan posisi mereka. Menggantikan tugas mereka sebagai
orang-orang penting di negara yang kita tempati berpijak saat ini. Itu karena
kalian sangat istimewa.
Tahukah
engkau ananda?
Kalian
hanyalah satu-satunya harapan bagi pemimpin negeri ini, yang dapat memajukan
bangsa, menjaga, dan mempertahankannya hingga akhir napas penghabisan. Sepasang
malaikat (ibu dan bapak) kalian hanya ingin melihat ananda bisa menjadi
orang-orang yang hebat, seperti Bung Karno dan Bung Hatta yang berhasil memerdekakan
negara kita ini dari penjajah, seperti Ki Hajar Dewantara dan K.H. Ahmad Dahlan
yang juga berhasil memberikan pendidikan bagi anak-anak bangsa.
Anak-anak
Indonesiaku..
Mungkin kalian pun bertanya-tanya, mengapa ibu guru
menuliskan surat ini di hari istimewa kalian? Itu karena adanya suatu hal yang
mengkhawatiran ibu. Namun kekhawatiran ini ingin segera dituntaskan! Ibu guru
sangat risau, ketika mengetahui sebagian
teman-teman kalian menderita disleksia.
Pasti
kalian juga bertanya, apa itu disleksia?
Disleksia
adalah keadaan seoseorang yang kesulitan mengolah kata-kata. Teman-temanmu yang
menderita ini, cukup kesulitan membaca, menulis, bahkan membedakan huruf-huruf
tertentu. Tetapi mereka tidak buta huruf, Nak. Mereka kesulitan dalam hal
memahami bahasa, tulisan, dan membaca.
Anak-anak
Indonesiaku..
Ibu
guru pernah mendengar cerita, bahwa salah seorang siswa dari sekolah ibunda (orang
tua) ibu, ternyata mengalami disleksia. Dia cukup kesulitan jika harus membaca
bahkan membedakan huruf-huruf tertentu.
Tulisannya seperti cakar ayam. Beberapa hurufnya ada yang
terbalik, sehingga menyulitkan untuk membaca tulisannya. Membaca pun, dia kesulitan. Padahal, dia sudah duduk di bangku kelas tiga SMP. Tetapi, saat itu ibunda tidak bisa membimbing siswa itu. Beliau hanya bisa mengeluh dan tidak bisa berbuat banyak,karena Ujian Nasional semakin dekat. Akhirnya, dia pun terkucilkan. Diejek oleh teman-temannya, hingga gurunya sekali pun. Bahkan saat itu dia pun terancam tidak akan lulus Ujian Nasional.
Sumber: teknologi.inilah.com
Mendengar
itu, hati ibu miris, bahkan menangis….
Apakah
kalian juga tersentuh, Nak?
Ibu sangat prihatin
dengan anak yang menderita penyakit itu. Namun, selama ini adakah yang bisa
menjawab keprihatinan ibu terhadap keadaan ini? Tidak, Nak. Tidak ada. Karena
hingga saat ini, di negara kita pun masih banyak yang belum mengetahui tentang
disleksia. Masih awam dan juga belum mengetahui cara menghadapi dan menangani
anak-anak yang menderita penyakit ini.
Anak-anak
Indonesiaku..
Andai
saja pemimpin dan tokoh-tokoh pendidikan di negara ini turut prihatin dengan
hal itu, kelak akan ada sekolah yang khusus menangani dan menampung anak-anak
penderita disleksia. Guru-guru yang mengajar di sana pun harus mereka guru-guru
yang profesional dalam menangani siswa. Tak hanya di kota, tetapi juga di
desa-desa terpencil.
Mengapa
mesti sekolah khusus disleksia? Karena ibu tak ingin mereka disamakan dengan
anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) ataupun sekolah umum
lainnya. Itu karena mereka sebenarnya sangat cerdas, tetapi hanya butuh
penanganan khusus untuk mengembangkan bakat-bakat yang mereka miliki, agar bisa
juga mengukir prestasi . Seperti
melukis, menari, bernyanyi, olah raga, dan lainnya.
Anak-anak
Indonesiaku..
Ibu
gurumu ini menginginkan itu, agar hidup mereka bisa berkualitas, seperti
anak-anak normal lainnya. Berhenti dikucilkan oleh teman-temannya dan tidak
lagi merasa minder, meski mereka kurang dalam kemampuan berbahasa. Seperti
halnya Walt Disney yang sampai saat ini sudah membuat kartun yang sangat
terkenal di dunia. Kalian tahu Mickey
Mouse, Winnie The Pooh, dan Princess-princcess cantik itu, kan? Ya,
beliaulah penciptanya. Seperti juga Albert Einstein dan Tom Cruise, tokoh
terkenal yang saat hidupnya pun mengalami disleksia
Sumber: hikmawansp.wordpress.com Sumber: disneydose.com
Anak-anak
Indonesiaku..
Hal
itu yang ibu guru impikan sejak dulu. Untuk anak-anak Indonesia yang ibu kasihi
dan sayangi. Karena ibu ingin negara ini semakin maju melalui tangan, hati,
jiwa, dan pikiran kalian. Insan-insan berharga yang pernah dimiliki tanah air
kita tercinta ini.
Oh,
iya. Tak lupa pula untuk ananda ibu guru yang berusaha dan masih terbata ataupun kesulitan membaca surat
ini karena disleksia, jangan khawatir dan takut, Nak. Insya Allah engkau akan
bisa sembuh dengan usaha, doa, dan harapan yang engkau miliki.
Wassalam.
Salam sayang dari
ibu guru (calon pendidikmu kelak),
Di bumi pertiwi nan elok, 23 Juli 2012
Ismi Kurnia Dewi Istiani
*Surat ini
ditulis, karena terinspirasi dari sebuah film inspiratif dan menggugah, tentang
penderita disleksia: Taare Zaamen Par, juga kisah nyata dari ibunda penulis.