Sabtu, 01 Maret 2014

Untuk (P)ebruari: Pada Ujung Rindu

"Hei ! Apa kabar, kamu? Wah, lama juga tidak berjumpa dan bersua. Jujur, saya sangat merindukanmu. Merindukanmu, serindu-rindunya."


Ini pesan singkatmu yang kuterima beberapa hari yag lalu. Rindu. Dengan sangat mudahnya mereka dan juga kamu, melontarkan kata itu untukku.
Baiklah, memang itu tak masalah. Tak ada yang menampik. Manusiawi.
Tetapi, jika rindu itu sekali-kali waktu tertumpuk, tak diberi waktu untuk meluahkan, dan semakin lama menggunung, akan diapakan kelak rindu-rindu itu?

Seketika kujawab pesan singkatmu:

"Lantas, mau kau apakan rindumu itu?"

Mau kau apakan rindu itu, ketika yang kau rindukan sama sekali tak bisa membendung rindu-rindu yang lain. Ketika yang kau rindukan saat ini lebih memilih datar pada rindu-rindu itu.
Bahkan ia telah lama tahu:

Bahwa sesungguhnya rindu tak sekadar diucapakan bagi yang merasainya.
Rindu hanya menagih perbuatan yang menjadikan rindu-rindu sampai kepada yang membuat rindu. 
Dermaga setiap rindu, Ia dan kekasih-Nya.







Selamat datang, Maret!
Akan kucari (lagi) kisah-kisah yang lain, tentangmu.


VAA Makassar, 1 Maret 2014