Ini masih tentangmu, wahai sang “penagih “ amanah.
Ini masih tentangku, yang mencoba mengerti akan
makna “amanah”.
Ah, mungkin engkau tidak akan pernah tahu isi hati
orang-orang penanggung amanah. Kurasa seperti itu pula yang engkau rasakan
sebagai pemberi amanah, yang juga menanggung amanah.
Semua tak mudah.
Bahkan tak sebanding, jika beberapa
tuntutan-tuntutan atau bahkan amanah lain menggantung pada pundak yang lemah (ini).
Bahkan tak seperti itu, jika ingin juga membandingkan
tuntutan-tuntutan yang bisa saja datang dan pergi. Hadir dan kembali. Ataupun tak
teracuhkan.
“Ah, penghianat amanah!”
Tak! Aku tak ingin jika suatu saat engkau menyebutku seperti itu.
Karena aku juga tak ingin engkau menuntutku terlalu
keras, wahai engkau yang mendewakan amanah.
Sebab ada sejuta alasan menjadikan amanah itu
tertangguhkan, bukan dilepaskan ataupun diingkari.
Itu juga karena (beberapa) amanah….
Tentang
curahan hati yang meradang,
Pinrang, Januari 2013
^_^
BalasHapus