Senin, 13 Januari 2014

Buatmu yang (me)rindu

Yang membaca. Simak ini:

Hei, jika hatimu beberapa waktu menginginkan sendiri, apa yang kamu lakukan?
Ketika kedua tangan yang berbeda dalam beberapa waktu tak bersentuh, adakah sedikit tanya kabar pada pemilik tangan itu?
Jika wajah-wajah dan berpasang-pasang bibir tak saling bersapa, saling berceloteh dalam beberapa waktu, akan kau lakukan apa ketika menemukannya kembali dalam ruang yang berbeda?
Pikirmu dia menghilang?
ah, tidak. Dia tak menghilang. Ia masih tetap ada.
Bahkan ketika kau merindukannya, ia masih tetap ada.
Dia tahu bahwa kau merindukannya.
Dia  juga tahu bahwa sebenarnya ia tak sendiri, meski saat ini dia memilih untuk sendiri.
Dia peka. Dia tahu kapan sebenarnya waktu bisa diwujudkan pada pertemuan-pertemuan.
Tetapi, ini kali ia tak menginginkan pertemuan.
Ia bahkan tak menginginkan ada sejuta pertanyaan yang mungkin menyerangnya, tatkala pertemuan terjadi tanpa menyengaja.

Tiga tahun, tiga bulan, lebih beberapa hari.
Tahukah kalian, bahwa masing-masing diri tiap kita memiliki kisah sendiri?
Kisah ketika kaki-kaki lugu kita menginjakkan jejak di almamater berkampus ungu.
Bertemu dengan berbagai macam manusia yang baru (oh, mungkin itu kali pertama kita bertemu).
Sambil enggan dan malu-malu berusaha mengenal satu sama lain.
Rela menyerahkan diri pada setitik ilmu yang ada di kampus.
Karib. Sahabat. Juga konflik.
Kita. Ah, kita. Masih saja meragukan jika “kita” masih menyandang dalam kebersamaan yang tak utuh.
Itu bukan kita. Tapi kalian.
Dan diri ini sadar sepenuhnya, bahwa saat ini bukanlah bagian dari “kita”.
Mengapa?
Sederhana. Karena saat ini, diri ini, memilih tenggelam pada sandang “kita” yang lain.
Yang begitu mengubah dunianya sangat kontras.
Yang berbeda. Tanpa kejaran-kejaran akhir studi.
Belajar. Diri ini masih tetap belajar.
Tapi dengan bentuk yang berbeda.
Ya. Belajar pada makna di setiap sisi-sisi kehidupan.
Sungguh memilih itu, dalam beberapa waktu.
Mengapa?
Karena saat ini merasa jenuh.
Jenuh?
Ya. Jenuh pada gerak-gerak yang berulang. Pada sesuatu yang biasa, lebih menjemukan.
Diri ini ingin menatap dunia luar. Memandang beberapa yang luput dari pikiran kalian.
Seperti impian tiap-tiap kalian. Meraih toga tahun ini.
Akan kuberi selamat, pelukan, dan senyuman terbaik, jika kalian telah sukses meraihnya.
Akan kudatangi kalian, tanpa perlu diminta.

Hei. Ingat, ya. Perempuan yang dicari itu,bBaik-baik saja saat ini.
Meski dia sedikit rapuh pada tubuh ringkihnya.
 Dia tidak menghilang. Dia masih ada.
Masih tak bosan menapakkan kaki-kakinya di cerita lain.
Masih mencari dan menciptakan dunianya sendiri. Juga kisahnya.
Tahukah engkau, saat ini benar-benar dia memilih diam.
Diam untuk menyampaikan apa yang saat ini dia lakukan.
Dia hanya tidak ingin terganggu untuk sapa kabar yang menanyakannnya.
Tenang. Dia masih baik-baik saja. Dia tidak menghilang.
Dia hanya memilih untuk mengurung dirinya sendiri pada kisah lain, pada waktu ini.
Dia lebih memilih berkutat pada kepentingan orang banyak. Untuk jiwa-jiwa tunas yang sama-sama belajar.
Dia sesungguhnya tak suka pada khawatir yang berlebihan. Bahkan pun ketika pada suatu saat kau menemukannya.
Itulah, dia yang introvert.
Dia memilih menjadi bagian di kisah yang lain. Bukan di kisah kalian saat ini.
Ya. Itulah dia. Yang selalu diam ketika masing-masing kalian dikumpulkan dalam ruang-ruang kuliah yang sama.
Tapi sesungguhnya memang dia tidak diam dalam gambaran wajahnya.  
Bahwa sesungguhnya dia berontak. Pada pemikiran-pemikirannya hingga kini. Pada gerak-gerak jarinya dikumpulan kata.
Ingat. Dia tidak menghilang. Hanya lebih memilih menempatkan dirinya di kisah yang lain, saat ini.

Terima kasih untuk kalian yang masih mencari jejak diri ini. Terima kasih telah mengingat (meski saat ini masih merasa terlupakan).
Selamat berjuang untuk kalian, yang sedang menggempur kisah bersama.
Terima kasih telah berkenan membaca kabar ini. 

Benar. Bahwa tiap-tiap manusia dalam dimensi, memiliki kisahnya masing-masing.

Tak perlu terlalu mengkhawatirkan. Dia akan baik-baik saja. Yakinlah. ^_^




Dalam sisa gerimis malam,
VAA Makassar, 13 Januari 2014

1 komentar:

Jangan lupa tinggalkan jejak ^_^