
Seorang bocah laki-laki, yang tinggal di daerah Jombang Jawa Timur, kini mendadak menjadi ‘dukun cilik’ terkenal. Ponari, nama bocah yang masih berumur sembilan tahun. Yap, setelah ‘diprediksi’ memiliki kemampuan yang tidak semua dimiliki orang, kini ia menjadi pusat perhatian yang lagi hangat-hangatnya, baik di media cetak, maupun media elektronik.
Ternyata eh ternyata, Ponari bisa menyembuhkan orang hanya dengan meminum air dari hasil rendaman batu ‘sakti’ yang dimilikinya. Kok bisa? Apa ada sesuatu di dalam diri Ponari? Atau mungkin, batu yang digunakannya itu benar-benar ‘sakti’?
Tapi yang jelasnya, perihal munculnya batu ajaib yang ditemukan Ponari itu, sama sekali tidak realistis, dan gak jelas. Katanya, Ponari pernah disambar petir, yang menyebabkannya dirinya mempunyai kekuatan lain (dan menyebutnya sebagai titisan dewa petir), ada juga yang beranggapan kalo batu itu pernah dibuang Ponari, tapi karena batu itu tidak berpindah tempat, akhirnya batu itu dijadikan media untuk menyembuhkan segala penyakit hanya dengan sekali pengobatan. Edan!
Tapi, kenapa Ponari dianggap sedang dieksploitasi? Nah, gara-gara Ponari dianggap bisa menyembuhkan penyakit hanya dengan mencelupkan batu ‘sakti’nya kedalam air si pasien, hampir sebulan ia tidak sekolah dan bermain dengan teman-teman sebayanya (seperti yang dilakukan anak-anak lainnya). Hal itu disebabkan karena, adanya paksaan dari orang-orang terdekat yang ingin mengambil keuntungan dari itu semua.Bahkan, ayahnya sendiri pun sempat dipukul dan dirawat di rumah sakit, karena pamannya Ponari memaksa untuk mengasuh Ponari, dan terus membuka praktek pengobatannya itu. Padahal, ada penduduk setempat yang sudah menegur, agar praktek itu ditutup. Bahkan, pihak sekolah di tempat Ponari menuntut ilmu pun sudah mengeluarkan surat teguran, agar Ponari kembali masuk sekolah lagi.
Bahkan, lebih parahnya lagi, dari pengobatan itu, ada beberapa pasien yang meniggal, gara-gara terlalu lama nunggu dan kehabisan tenaga. Ada juga sebagian pasien yang mengambil air comberan dan serpihan dinding rumah Ponari. Hah? Dasar nekat! Tidak hanya itu saja, ada juga pasien yang rela ‘nginap’ di rumah Ponari hanya untuk mendapatkan kesaktian dari batu si Ponari.
Kenapa mereka bisa senekat itu? Apa nggak ada pengobatan alternatif selain itu? Yah, bisa dikira-kira hal ini terjadi disebabkan lemahnya perekonomian masyarakat. Liat saja, disekitar rumah Ponari memang adalah perumahan kumuh, dan memang daerah itu masih sangat terbelakang. Mungkin warga memanfaatkan kesempatan ini, agar tidak membayar mahal jika berobat ke rumah sakit.
Yah, faktanya memang semua itu, adalah salah satu bentuk eksploitasi terhadap anak-anak. Kak Seto juga sebagai ketua Komnas Perlindungan Anak, mengungkapkan hal yang sama. Sudah jelas kok, kalo Ponari sekarang tidak mendapatkan hak-haknya sebagai anak, yaitu bersekolah dan bermain, selayaknya anak-anak biasanya. :) bG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan jejak ^_^